Rabu, 02 Januari 2013

Siapapun Bisa Belajar Jadi Nabi di Israel


Siapapun Bisa Belajar Jadi Nabi di Israel 1

TEMPO.CO, Jakarta - Alih-alih berjenggot panjang dan berjubah, mereka memakai celana jeans dan T-shirt. Di tangannya tergenggam smartphone, lengannya mengempit tablet. Mereka adalah anak-anak muda berselera masa kini. Satu-satunya yang membuat beda dari yang lain: mereka tengah dididik menjadi nabi di masa depan.

Dengan hanya 200 shekel, atau sekitar Rp 500 ribu, dan hanya 40 kali perjumpaan, Cain and Abel School for Prophets mendidik anak-anak muda Yahudi menjadi utusan Tuhan, atau tepatnya cenayang Yahudi zaman modern.

Pendiri sekolah dan satu-satunya guru, Shmuel Hapartzy, adalah seorang pengikut Chabad, sebuah cabang Yahudi Ortodoks. Gerakan Chabad di Israel memerintahkan untuk menjauhkan anak-anak dari sekolah formal.

Ia menyiapkan sendiri kurikulum ajarnya. Misalnya "Membelah Laut 101" dan "Cara Memprediksi Masa Depan". Siswa juga diajari tentang arti mimpi, klasifikasi malaikat, dan misteri roh kudus. Mereka belajar bagaimana untuk membedakan perasaan batin seseorang dari perilaku eksternal dan penampilannya.

Hapartzy tidak dapat menjamin studinya akan memberikan murid-muridnya akses langsung pada Tuhan. Tapi, katanya, silabus menyediakan alat-alat penting untuk proses kenabian.

"Di masa lalu ada nabi tapi sekarang, di zaman kita, keilahian tertutup. Kita hanya perlu membuka mata kita untuk hal ini," kata Hapartzy pada pembukaan sekolahnya, di sebuah pusat keagamaan di Tel Aviv. Alumninya akan mendapat ijazah.

Sekolah, yang diluncurkan bulan ini, banyak menuai kontroversi. Tak sedikit yang menghujatnya sebagai bentuk penipuan.

Pada tingkat agama, tradisi Yahudi mengakui puluhan nabi dari era Alkitab - dari tokoh yang monumental seperti Abraham, Musa dan Elia, hingga yang kurang terkenal seperti Micah yang Morashtite dan Habakuk. Tradisi mengatakan tidak ada yang bisa menjadi nabi sejak Roma menghancurkan Jerusalem pada tahun 70 dan era kenabian hanya dapat dihidupkan kembali dengan kedatangan Mesias dan membangun kembali kuil.

"Tidak ada cara untuk mengajarkan nubuatan," kata Rachel Elior, seorang profesor filsafat Yahudi di Hebrew University di Jerusalem. "Ini seperti membuka sekolah untuk menjadi Einstein atau Mozart."

http://www.tempo.co/read/news/2012/1...Nabi-di-Israel

memang benar benar bangsa yg pintar, saking pintarnya bisa bikin nabi sendiri ...Gila

Di Israel Ada Sekolah untuk Jadi Nabi

TEL AVIV, RIMANEWS -- Israel semakin keblinger. Di Negeri Zionis itu ada sekolah yang lulusannya bakal mendapat gelar 'nabi'.

Sekolah bernama 'Cain and Abel School for Prophet' itu menarik biaya 200 shekel (sekira 53 dolar AS) bagi siapa saja yang berniat memiliki gelar nabi. Gilanya, untuk mendapatkan gelar Nabi, para siswanya hanya perlu mengikuti 40 kelas singkat.

Sekolah tersebut memberikan sertifikat kepada siapapun yang dinyatakan lulus. Peraturan di sekolah itu juga tidak ketat.

Siswa-siswa di sekolah tersebut boleh masuk kelas hanya mengenakan kaos oblong, memakai gadget selama pelajaran, hingga ada yang menenteng gitar masuk ke dalam kelas. Bahkan ada siswa yang tak segan keluar kelas untuk sekedar merokok.

Di sekolah ini, para siswa belajar tentang arti mimpi, klasifikasi malaikat, dan misteri roh kudus. Mereka belajar bagaimana membedakan perasaan batin seseorang dari perilaku eksternal dan penampilan.

Satu-satunya guru sekolah itu Shmuel Hapartzy percaya, Messias telah datang dan usia penebusan sudah dekat. Artinya, sekolah itu disiapkan untuk menyambut nabi baru.

Anehnya, Hapartzy mengaku tidak menjamin studi di sekolah tersebut bisa membuat murid-muridnya bisa langsung berinteraksi dengan Tuhan.

Hapartzy menjelaskan kurikulum yang dipakai di sekolah tersebut adalah mengikuti sifat-sifat seorang nabi. Sehingga, jika murid-muridnya sudah bisa menguasai kurikulum yang diajarkan, mereka bisa mendapatkan ijazah bergelar nabi.

"Di masa lalu ada nabi. Tetapi sekarang, di zaman modern, Ketuhanan ada pada semua orang. Kita hanya perlu membuka mata kita untuk itu," kata Hapartzy, seperti dinukil dari AP.

Sekolah itu berada di sebuah pusat keagamaan di tempat kumuh di selatan Tel Aviv. Pusat keagamaan itu dikenal tempat yang menampung moral jalanan dibanding mempelajari soal agama. Pusat keagamaan itu mendapat sumbangan dari biaya masuk para murid-murid sekolah nabi.

sumber :http://www.rimanews.com/read/2012123...ntuk-jadi-nabi

parah emang tu negara makin2 aja kelakuannyaNajis

negara buangan

pantesannn otak2nya pada singit

hanya satu org kan yang jadi gurunya dan juga menuai banyak protes dari warga mereka sendiri

jadi gak bsia disimpulkan bahwa mereka yang membuat/menciptakan nabi untuk masa depan

jangan biasakan digeneralisasi gan

sakahgce

Tidak ada komentar:

Posting Komentar