Senin, 24 Desember 2012

Ini Alasan Basuki Ingin Gaji Pemulung Rp 2,2 Juta

Before


Spoilerfor NO REPSOL:

Quote:Ini Alasan Basuki Ingin Gaji Pemulung Rp 2,2 Juta 1




To The Point

JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sudah melemparkan wacana tentang rencana pemerintah DKI menggaji para pemulung. Setelah muncul beberapa tanggapan, Basuki akhirnya menyampaikan alasan menjadikan pemulung sebagai honorer Pemprov DKI.
Kalau tidak terukur ya kami pekerjakan saja 2.000 orang pemulung. Paling kami bayar setahun Rp 48 miliar
-- Basuki T Purnama

"Sebagian (penganan sampah) masih tetap di swasta, tapi untuk penjagaan kebersihan itu kami ingin swakelola juga," kata Basuki di Kantor Kelurahan Tanah Sereal, Tambora, Jakarta Barat, Sabtu (22/12/2012).

Dia menjelaskan, selama ini pemerintah lebih mengandalkan pihak swasta dalam pengangkutan sampah. Sistemnya diatur berdasarkan jatah volume sampah yang diangkut. Dengan ukuran tersebut, pemerintah membayarkan anggaran sampah sesuai besarnya volume.

"Kalau volume sampahnya sudah cukup, meskipun ini (sampah) berantakan di akhir tahun, mereka biarkan saja," kata Ahok, sapaan Basuki.

Menurut Ahok, pemerintah dalam posisi dilematis untuk menetapkan kebijakan anggaran sampah. Seharusnya, pekerjaan tersebut beserta kontrak-kontraknya diatur berdasarkan kinerja. Namun, masalah yang muncul adalah, tidak akan ada satu pun kontraktor swasta yang akan terlibat jika hitungannya tidak didasarkan pada ukuran pasti, yakni volume sampah.

"Kami (masyarakat) tahunya ya sungai ini, ruas jalan ini harus bersih dari sampah. Kami tidak bicara berapa volume sampah yang harus diangkut. Tapi, kalau seperti itu, tidak ada swasta yang mau kerjakan volume tak terukur," ujar Basuki mengutarakan persoalannya.

Untuk membereskan sampah-sampah di sungai dan permukiman yang tetap menumpuk setelah kontraktor hanya mengangkut sesuai jatah volumenya, dibutuhkan kehadiran tenaga kerja tambahan. Pekerjaan itulah yang akan memanfaatkan jasa pemulung.

"Kalau tidak terukur ya kami pekerjakan saja 2.000 orang (pemulung). Paling kami bayar setahun Rp 48 miliar," kata Basuki.

Disebutkan Basuki, anggaran untuk membayar pihak swasta untuk pembersihan sampah sebesar Rp 90 miliar. Jumlah ini belum termasuk biaya sewa alat sebesar Rp 135 miliar. Jumlah tersebut terhitung tidak efisien mengingat persoalan sampah tetap menjadi masalah Ibu Kota.

"Kami taruh saja 2.000 orang, kami bayar sebagai honor dan kami beli 20 alat (angkut sampah), jauh lebih efisien," kata Basuki

Ane Harap DapetBlue Guy Cendol (L)atauRate 5 Starjangan kasihBlue Guy Bata (L)

kasian sepi amat omBig GrinNgakakbantu :sundul udahRate 5 Star

bantuSundulgan, udahRate 5 Star

masih sepi om? bantu :sundul dahSundul

paling ndak didukung tuhNgakak

logis sih gan hitung2an nya..

nebeng pekiwan aj dah..

Sundul UpSundul UpSundul UpSundul UpSundul Up


SundulSundulSundulSundulSundulSundulSundulSundulSundulSundulSundulSundul

setuju pakBig Grin

mereka layak dapet penghargaan lebih..

resiko kerja mereka besar. penyakit, virus, bakteri dimana2..

brilian

mdah2an pemulungnya kerja nya giat dan bner2 kerja keras...

wacana buat pencitraan atau apapun asal bener bener berpihak pada rakyat kecil dan dilaksanakan dengan baik, ane dukung dah

mantap dah ahok gan

macammana baiknya pak ahokBusa
ahok tau yang terbaik buat kita-kitaBusa

yang penting mejeng di pejwannn ganCool








________________________________________________________________
I heartkaskus

makasi agan atasSundul Upnya

setuju ane mah ganBig GrinQuote:
Gratis pulsa Rp. 5ribu buat yang beli kaos distro ane sampai akhir desember aja gan Smilie - Cek RATUSAN DESAIN kerenya gan Smilie
http://www.kaskus.co.id/profile/view...sified/4400073


Yang disenayan banyakNgakakbiangnya sampah tu pak..kudu dibersihin segera..

Udah ada yang posting

ini baru namanya gebrakan..Matabelo
smoga ga da penyimpangan
Shakehand2

Ana pura-pura skeptis aja gan. Pastinya ntar ada oknum pemulung gan, ada test nya juga tuh ntar CPNS (Calon Pemungut Nasional Sampah)..
Sundul Up

Tidak ada komentar:

Posting Komentar