Jumat, 28 Desember 2012

.:Indonesian Professional Wrestler:.

Indonesia juga punya loh gan pro-wrestlerBig GrinnamanyaDimas Soeyono

mau tahu pengalamannya klik aja spoiler di bawahBig Grin

maap kalau repostFrown



Spoilerfor Dimas Soeyono:



Dari Cikeas Menembus Smack Down

Ia datang dengan menenteng se-buah topeng. Ini penampilan khasnya di ajang SmackDown yang pernah ia geluti di Hawaii, Amerika.

Ia masih mengenakan topeng saat diajak berbincang-bincang di studio SCTV, tapi segera mencopotnya saat dimintai tanggapan tentang banyaknya korban yang berjatuhan akibat meniru adegan kekerasan tayangan SmackDown. "Saya copot saja topeng saya. Nggak apa-apa ketahuan," katanya.

Pria bertopeng itu bernama Dimas Soeyono, 29 tahun. Ayah satu anak yang tinggal di bilangan Cikeas, Bogor, itu adalah satu-satunya orang Indonesia yang pernah tampil di arena gulat bebas Amerika. "Empat tahun saya bergabung dengan IXWF dan setahun di HCW," katanya.

HCW yang dimaksud Dimas adalah Hawaii Championship Wrestling, pertunjukan sejenis SmackDown yang ada di Hawaii. IXWF singkatan Island Xtreme Wrestling Federation.

Kisah panjang dilalui Dimas untuk bisa berlaga di atas ring. Putra kedua pasangan Letnan Jenderal (purn.) Soeyono dan Sri Budhi Mintorosasi ini sudah menggemari dunia gulat sejak masih duduk di sekolah dasar. "Kebetulan ada parabola di rumah, jadi bisa lihat siaran televisi luar," katanya. Sejak itulah ia sering membayangkan menjadi salah satu tokoh dalam pertunjukan yang dulu bernama World Championship Wrestling itu.

Selepas SMA di Bandung pada 1996, Dimas melanjutkan kuliah ke Hawaii Pacific University, Honolulu. Saat itu usianya baru 19 tahun. Di sini ia semakin akrab dengan hiburan yang dipenuhi adegan kekerasan itu. Bukan hanya lewat televisi, ia pun kerap menyaksikan langsung pertunjukan yang digelar klub-klub malam.

Pada pertengahan 1997, Dimas melihat iklan lowongan di sebuah tempat kursus wrestling. Mereka membutuhkan atlet baru untuk dididik sebagai wrestler profesional. Tanpa pikir panjang ia mendaftar dan ikut tes. Dari 28 peminat, hanya tujuh yang terpilih. Salah satunya Dimas. Dan itu berarti dia tidak bisa langsung naik ring. Segepok program latihan harus menunggu. Hari pertama saja ia diminta melakukan squat jump 1.000 kali dalam 15 menit. Kemudian disambung dengan latihan lain yang menuntut ketahanan fisik. Semuanya berlangsung dari pukul delapan pagi hingga sepuluh malam.

Baru seminggu berlatih, Dimas merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya. Rasa sakit mendera. Tangannya sering gemetar dan dia sulit tidur. Dokter yang memeriksa, kata Dimas, "mengira saya baru mengalami kecelakaan mobil." Untunglah semuanya baik-baik saja. Gejala yang ia alami itu akibat dari kerja fisiknya. Otot dan sarafnya merespons segala kegiatan tubuh yang belum pernah ia lakukan sebelumnya.

Ketika pertama menjalani latihan, berat pria dengan tinggi 175 sentimeter itu cuma 90 kilogram. Namun dalam waktu enam bulan beratnya naik menjadi 112 kg. "Jujur saja, selama latihan saya sering menggunakan steroid. Setiap tiga jam harus makan," katanya.

Tiga bulan pertama, Dimas mempelajari berbagai teknik dan trik, seperti cara jatuh yang benar, tipuan pukulan, teknik membanting dan trik-trik kuncian. Ia juga melakukan push up leher (bridge) sebanyak 100-200 kali setiap hari dan latihan mengangkat beban. Biasanya disediakan karung pasir seberat 50-80 kilogram. Karung ini mesti dipanggul kemudian dibawa lari berkeliling. "Ini untuk membiasakan diri mengangkat tubuh lawan di atas ring," ucapnya.

Setelah enam bulan menempa diri, barulah dia diperbolehkan tampil di atas ring. Itu juga tidak langsung di laga profesional. "Saya mengisi pertunjukan di klub-klub malam," katanya. Sekali bertanding ia mendapat bayaran US$ 20-40. Dimas menerima bayaran yang lebih tinggi begitu bergabung dengan IXWF. Sekali muncul di atas ring selama 15 menit, ia sudah pasti menerima US$ 100-300. Ia kadang diminta tampil dalam lebih dari satu pertunjukan. "Saya memerankan tokoh Indonesian Commando," kata Dimas, "karakter superhero yang menggunakan topeng."

Topeng hanya sebagai kamuflase. Dimas tidak ingin kegiatannya itu diketahui orang tua. "Mereka cukup sering mengunjungi saya. Kalau ketahuan, saya bisa disuruh pulang," ucapnya. Sepanjang menekuni wrestling, Dimas memang tetap mengerjakan kewajibannya sebagai mahasiswa perhotelan. "SmackDown sekadar hobi. Jadi saya tetap harus menyelesaikan kuliah."

Namun, hal yang ditakutkan itu terjadi. Ibunya, yang datang berkunjung, tidak sengaja melihat penampilan Dimas di televisi. "Ibu mengenali perlengkapan yang saya pakai. Perlengkapan itu memang saya simpan di kamar," kata Dimas.

Sang ibu memang marah. Begitu juga ayahnya. "Tapi nggak lama," kata Dimas. Penjelasan panjang-lebar meluncur dari mulutnya. Dia menekuni itu sekadar sebagai olahraga, bukan untuk mata pencarian. "Mereka akhirnya memahami," ucapnya.

Karena rahasianya sudah terbongkar, Dimas tidak lagi menggunakan topeng. Dia mulai memperlihatkan wajah aslinya, meski tetap menyandang julukan Indonesian Commando. Tiga tahun sudah Dimas tampil di bawah bendera IXWF. Menginjak tahun keempat, dia hengkang ke HCW, pesaing IXWF. "Sejak tragedi 11 September 2001, pengelola IXWF selalu membuat skenario pertunjukan yang menjelek-jelekkan umat Islam," katanya.

Dalam cerita, Dimas yang biasanya memerankan superhero berubah menjadi teroris. Ia diminta berperan sebagai tentara Indonesia yang diutus Usamah bin Ladin untuk menghancurkan Hawaii. Di atas panggung, ia pun masuk ke ring menyerang tiba-tiba jagoan Amerika yang sedang bertarung dengan memakai kursi. "Saya diberi peran sebagai tokoh antagonis yang hanya berani menyerang dari belakang," ucapnya.

Awalnya ia menerima. Tapi lama-lama berbagai makian kasar di atas panggung menyinggung perasaannya. Ia pun memutuskan hengkang dari IXWF dan pindah ke HCW. Ia tidak perlu menunggu lama untuk mendapat jawaban dari pengelola HCW. Apalagi kemampuannya di atas ring memang mumpuni. "Julukan saya di sini Retriever," kata pria kelahiran 7 Januari 1977 ini.

Dimas meninggalkan gemerlapnya ring SmackDown setelah kuliahnya selesai. Ia sempat terbang ke New York, Amerika Serikat, untuk mengambil kursus kuliner selama setahun. "Sekarang saya bekerja di bidang kuliner, yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan kekerasan," katanya.

Sejak berita kematian Reza Ikhsan Fadillah mencuat, sebentuk rasa bersalah hinggap di hati Dimas. Aksi yang ia lakoni di atas ring sebenarnya hanyalah sebuah pertunjukan. Semua dirancang seperti layaknya sandiwara. "Ada skenario, ada alur cerita. Siapa yang menang dan siapa yang kalah sudah ditentukan sebelum bertanding," ia mengungkapkan.

Meski semua itu pura-pura, tidak sembarang orang bisa memperagakannya. Apalagi anak-anak. Dia saja butuh waktu berbulan-bulan untuk bisa tampil di panggung SmackDown. "Saya sudah menduga, tayangan itu bakal menimbulkan korban," katanya.

Keterampilan yang terasah dan otot yang terbentuk adalah dua syarat yang tentu saja jauh dari jangkauan anak-anak. Untuk Edi Santoso, mantan pelatih gulat tim nasional SEA Games, misalnya, tayangan SmackDown menarik sebagai hiburan. Namun, di mata mereka yang tidak memiliki pengetahuan ilmu bela diri, tentu sangat berbeda.

Sebenarnya bukan hanya tayangan televisi yang membuat anak bertindak agresif dan meniru jurus-jurus SmackDown. Permainan PlayStation pun memiliki andil besar. Apalagi permainan ini sangat mudah didapat. Jadi, masalahnya tidak akan selesai begitu saja, meski tayangan SmackDown di televisi sudah dihentikan.

Psikolog anak Vera Itabiliana menilai kekerasan dalam bentuk apa pun akan berpengaruh buruk pada anak. Apalagi kekerasan itu sering dilihat. "Anak akan menganggap kekerasan sebagai hal biasa," kata psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia itu.

Pada usia sekolah dasar, anak memang gampang meniru segala sesuatu yang dianggap menarik. Perhatian ekstra dari orang tua sangat diperlukan untuk memberi pemahaman kepada anak. Segala sesuatu yang tidak boleh dilakukan harus dilarang. "Tapi jangan asal melarang. Harus diberi penjelasan juga kenapa tidak boleh," kata Vera.

sumber :http://majalah.tempointeraktif.com/i...122457.id.html







Spoilerfor foto:



.:Indonesian Professional Wrestler:. 4
.:Indonesian Professional Wrestler:. 5
.:Indonesian Professional Wrestler:. 6
.:Indonesian Professional Wrestler:. 7
.:Indonesian Professional Wrestler:. 8
.:Indonesian Professional Wrestler:. 9
.:Indonesian Professional Wrestler:. 10
.:Indonesian Professional Wrestler:. 11
.:Indonesian Professional Wrestler:. 12

sumber dari friendsternya : http://profiles.friendster.com/10122458



Tidak ada komentar:

Posting Komentar